Minggu, 13 Oktober 2013

budaya betawi yang ditinggalkan

Budaya asli daerah saya sangat banyak, namun saya mengambil salah satu budaya yang mulai ditinggalkan. budaya yang saya ambil disini berupa alat musik yaitu Gambang Kromong. salah satu musik khas dari kesenian betawi yang terkenal adalah gambang kromong.

Nama Gambang Kromong diambil dari 2 nama alat musik yaitu Gambang dan Kromong, ini juga hasil perpaduan antara unsur Pribumi dan Cina. Adapun unsur Cina tampak pada instrumen seperti tehyan, Kongahyan, dan Sukong. Sementara unsur Pribumi berupa Gendang, Kempul, Gong Besar, Gong Enam, Kecrek dan Ningnong. Memang pada mulanya gambang kromong adalah ekpresi kesenian masyarakat cina perakana saja sampai pada awal abad 19 lagu-lagu Gambang masih menggunakan bahasa cina, Baru pada dasawarsa pertama abad ke 20 reterpotoar lagu-lagu Gambang Kromong diciptakan dalam bahasa Betawi.
Belakangan dalam setiap pargelarannya lagu Gambang Kromong selalu membawakan lagu-lagu dari khazanah Cina dan Betawi seperti lagu-lagu "May Tsu Tay, Kong Jie Lok, Phe Pan Tuaw" dan lagu-lagu Betawinya antara lain "Cente Manis, Kramat Karem, Sirih Kuning, Glatik Nguknguk, dan Stambul Jampang".

Gambang Kromong sangat terbuka menerima kemungkinan pengembangan itulah sebabnya bisa juga dikenal sekarang ini ada namanya Gambang Kombinasi, kenapa dikatakan kombinasi? karena pada saat ini alat musik yang asli ditambahkan pula alat-alat musik yang sekarang ada contohnya "Gitar, Gitar Melodi, Bass, Orga, Saxophone, Dll. Gambang Kromong Kombinasi dapat memenuhi semua keinginan penonton mulai dari Pop, Keroncong, Dangdut sampai Gambus.
Dan beberapa seniman musik Pop pun bisa mempopulerkan lagu-lagu Gambang Kromong tentunya dengan Alm. Benyamin S, dan Pasangannya Ida Royani tidak ketinggalan Lilis Suryanim Herlina Effendi,dll. Sementara Tokoh atau biasa orang betawi bilang "Dedengkot" Gambang yang pernah ada dan masih lumayan eksis saat ini adalah Liem lian Pho (Romb.Selendang Delima) dan Naga Mustika Pimpinan Suryahanda.
seiring dengan perkembangan zaman, musik ini hampir punah dan dilupakan begitu saja oleh masyarakat. Musik ini hanya terdengar antara bulan juni saja, yaitu sewaktu hari ulang tahun Jakarta. Padahal tanggal dan tahun kelahiran kota Jakarta saja belum jelas pastinya.

Di Jakarta, gambang kromong saat ini sering ditampilkan dalam berbagai acara yang diadakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta maupun yang diadakan masyarakat Betawi, Meski para pemain musiknya bukan orang-orang Cina, itu menegaskan adanya pembauran yang harmonis antara unsur Indonesia dan unsur Cina seperti terlihat pada peralatan musiknya. 

Alasan dan Saran :
  Dewasa ini budaya Betawi, khususnya gambang kromong sudah mulai ditinggalkan/terlupakan. Hal ini disebabkan oleh faktor internal masyarakat itu sendiri yang lebih gemar mempelajari budaya luar khususnya budaya-budaya barat yang mereka anggap lebih keren dan modern. Generasi muda zaman sekarang lebih senang mempelajari alat musik modern seperti gitar, drum, bass, dan lain-lain. Jarang sekali dari mereka yang bisa memainkan alat-alat musik komponen kesenian gambang kromong. Bahkan yang lebih parahnya lagi tidak sedikit pula yang tidak mengetahui sama sekali. Hal ini sangat berbahaya karena bisa saja ada pihak luar yang mengambil kebudayaan tersebut karena masyarakatnya sendiri yang tidak melestarikannya, atau bahkan tidak mengetahui adanya kebudayaan tersebut.
Saran saya agar kebudayaan tersebut tetap ada yaitu dengan mendirikan kembali, menghidupkan kembali sanggar-sanggar budaya yang ada untuk melatih generasi muda, mengenalkan pada mereka kebudayaan asli Indonesia yang perlu dipertahankan agar tidak diambil atau diklaim pihak asing.
kepedulian generasi muda Betawi terhadap keseniannya hendaknya harus melebihi generasi muda di daerah lainnya. Karena keberadaan kebudayaan Betawi itu sendiri yang berada di ibu kota Jakarta sebagai etalase kebudayaan Indonesia. Jadi, ayo kita lestarikan budaya Betawi kita jangan sampai diklaim pihak asing...

http://budaya-betawi.blogspot.com/2008/02/gambang-kromong.html 
http://wikipedih-ah.blogspot.com/2011/12/profil-seni-budaya-betawi.html


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar